I. Uji Regresi Berganda
Hasil Uji Regresi Linear Berganda tersaji pada tabel
berikut ini :
Tabel Hasil
Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
|
|||||||
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
t
|
Sig.
|
|||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
|||||
1
|
(Constant)
|
86.288
|
2.311
|
37.332
|
.000
|
||
X1
|
- .275
|
.220
|
- .211
|
-1.247
|
.222
|
||
X2
|
-1.186
|
.728
|
- .276
|
-1.629
|
.113
|
||
a. Dependent Variable:
Y
|
Sumber: Hasil Output SPSS Versi 22.0
Berdasarkan tabel diatas hasil Uji Regresi Linear Berganda diperoleh persamaan
regresi variabel Kemiskinan (X1), Pengangguran (X2) dan Daya Beli (Y) adalah sebagai berikut:
|
Penjelasan:
a.
Nilai konstanta (α)
sebesar 86,288 menyatakan bahwa Daya
Beli mempunyai nilai sebesar 86,288 jika variabel-variabel independen dianggap
konstan (nilainya tetap). Jika tingkat kemiskinan dan pengangguran sama dengan nol,
maka nilai daya beli sebesar 86,288. Artinya jika tidak terdapat kedua variabel
tersebut, maka daya beli masyarakat Indonesia sebesar 86,288 yang dihasilkan
oleh variabel independen lain seperti tingkat inflasi, investasi atau variabel lain yang tidak
terdapat dalam penelitian ini.
b.
Tingkat
Kemiskinan (X1) berimplikasi
negatif sebesar -0,275. Hal tersebut menunjukkan jika terjadi penurunan 1
satuan pada variabel pengangguran terhadap daya beli masyarakat. Artinya bahwa
setiap kenaikan 1 satuan pengangguran, maka daya beli akan mengalami penurunan
sebesar 27,5% dengan asumsi variabel lainnya konstan. . Koefisien bernilai
negatif artinya terjadi hubungan negatif antara tingkat pengangguran dengan
daya beli masyar,akat semakin rendah tingkat pengangguran yang dipengaruhi oleh
pendidikan yang rendah, kurangnya pengalaman dalam bekerja, sedikitnya lapangan
pekerjaan, maka semakin banyak pengangguran di Indonesia. Hal ini akan semakin
memperkecil tingkat daya beli masyarakat.
c.
Tingkat
Pengangguran (X2) berimplikasi negatif sebesar -1,186. Hal tersebut
menunjukkan jika terjadi penurunan 1 satuan pada variable kemiskinan terhadap
daya beli. Artinya bahwa setiap penurunan 1 kali tingkat kemiskinan, maka daya
beli akan mengalami penurunan sebesar -1,186 dengan asumsi variabel lainnya
konstan. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara
tingkat kemiskinan dengan daya beli masyarakat, semakin rendah tingkat
kemiskinan yang dipengaruhi oleh distribusi yang tidak merata,
kurangnya perhatian dari pemerintah, tingkat pendidikan yang rendah, tingginya
tingkat pengangguran dan laju pertumbuhan penduduk. Hal ini akan semakin
memperkecil tingkat daya beli masyarakat.
II.
Uji Parsial (Uji T)
Hasil Uji Parsial tersaji pada tabel
berikut ini:
Tabel Hasil Uji
Parsial
Coefficientsa
|
|||||||
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
t
|
Sig.
|
|||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
|||||
1
|
(Constant)
|
86.288
|
2.311
|
37.332
|
.000
|
||
X1
|
- .275
|
.220
|
- .211
|
-1.247
|
.222
|
||
X2
|
-1.186
|
.728
|
- .276
|
-1.629
|
.113
|
||
a. Dependent Variable:
Y
|
Sumber: Hasil Output SPSS Versi 22.0
Hasil uji
Parsial didapatkan dengan melakukan Uji T, dimana tingkat signifikansi T pada
setiap variabel independen tidak boleh lebih besar dari nilai alpha
(α), nilai alpha (α) yang digunakan
sebagai tingkat signifikansi dalam penelitian ini adalah 0,05. Uji T memiliki
tujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen.
H1: Tingkat kemiskinan
berpengaruh terhadap daya beli
masyarakat.
Pada tabel
diatas menunjukkan hasil uji t untuk
tingkat kemiskinan (X1) nilai T-hitung sebesar 0,197. Menghitung besarnya
T-tabel dengan rumus (α/2;n-k-1). Jadi T-tabel = t(0,05/2);(34-3-1) = 0,025;30
sehingga nilai T-tabel yaitu 2,042. Jadi nilai T-hitung lebih kecil dari
T-tabel (-1,247 < 2,042), sedangkan dengan kolom Sig terdapat nilai 0,222.
Nilai Sig lebih besar dari nilai probabilitasnya 0,05 atau nilai 0,222 >
0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat
kemiskinan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap daya beli masyarakat.
H2 : Tingkat pengangguran
berpengaruh terhadap daya beli masyarakat.
Pada tabel
diatas menunjukkan hasil uji t untuk
tingkat pengangguran (X2) nilai T-hitung sebesar -1,629. Menghitung besarnya
T-tabel dengan rumus (α/2;n-k-1). Jadi T-tabel = t(0,05/2);(34-3-1) = 0,025;30
sehingga nilai T-tabel yaitu 2,042. Jadi nilai T-hitung lebih kecil dari
T-tabel (-1,629 < 2,201), sedangkan dengan kolom Sig terdapat nilai 0,113.
Nilai Sig lebih besar dari nilai probabilitasnya 0,05 atau nilai 0,113 >
0,05, maka Ho diterima dan H2 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat
pengangguran tidak memiliki pengaruh terhadap daya beli masyarakat.
III. Hasil Uji Simultan
(Uji F)
Hasil Uji Simultan tersaji pada tabel berikut ini:
Tabel Hasil Uji Simultan
ANOVAa
|
||||||
Model
|
Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
|
1
|
Regression
|
30.445
|
2
|
15.222
|
2.570
|
.093b
|
Residual
|
183.630
|
31
|
5.924
|
|||
Total
|
214.075
|
33
|
||||
a. Dependent Variable:
Y
|
||||||
b. Predictors:
(Constant), X2, X1
|
Sumber: Hasil Output SPSS Versi 22
Hasil Uji Simultan didapatkan melalui Uji F, dimana tingkat signifikansi F
tidak dapat melebihi dari 0,05. Uji F dilakukan untuk menentukan apakah semua
variabel independen yang termasuk ke dalam model memiliki pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen.
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai F sebesar 2,570 dan nilai
signifikansi sebesar 0,093. Karena F hitung (2,570) < F tabel (3,29)
dan nilai signifikansi > 0,05 yaitu sebesar 0,093 maka Ho diterima dan Ha ditolak sehingga tidak
terdapat pengaruh yang signifikan variabel penggangguran dan
kemiskinan secara bersama-sama terhadap variabel daya beli.
Nama : Ayu Suryani Ambarwati
Npm : 21214895
Kelas : 4EB12
Matkul : Etika Profesi Akuntansi
Dosen : Ratih Juwita