Cari Blog Ini

Minggu, 10 Mei 2015

Praktek Sistem Perekonomian Sosialis dan Liberalis

MAKALAH
PEREKONOMIAN INDONESIA
Praktek Perekonomian Liberalis dan Sosialis
Dosen : Irwandaru Dananjaya

Disusun Oleh :
Nama                                      NPM
Ayu Suryani A                         21214895


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2015


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR……………………………………………………..……..ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2. Perumusan Masalah................................................................................. 1
1.3. Tujuan Makalah....................................................................................... 2                     
BAB II KAJIAN TEORI
2.1. Perekonomian Liberalis........................................................................... 3
2.2. Perekonomian Sosialis............................................................................. 6
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA

    KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan berkat, anugerah dan karunia yang melimpah, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

       Makalah ini disusun guna untuk menyelesesaikan tugas softskill dosen Perekonomian Indonesia. Adapun judul Makalah ini adalah “Praktek Perekonomian Sosialis dan Liberalis di Indonesia”.

       Walaupun banyak kesulitan yang penulis harus hadapi ketika menyusun Penulisan Ilmiah ini, namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya tugas ini dapat diselesaikan dengan baik.

            Akhir kata, hanya kepada Tuhan jualah segalanya dikembalikan dan penulis sadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, disebabkan karena berbagai keterbatasan yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menjadi perbaikan di masa yang akan datang.

                                                                                    Depok, 10 Mei 2015
                                                                                   

                                                                                Ayu Suryani Ambarwati




BAB I
PENDAHULUAN
1.1.         Latar Belakang
Sejak berdirinya negara Republik Indonesia, banyak tokoh-tokoh negara saat itu telah merumuskan bentuk perekonomian yang tepat bagi bangsa Indonesia, baik secara individu maupun melalui diskusi kelompok. Sebagai contoh, Bung Hatta sendiri, semasa hidupnya mencetuskan ide bahwa dasar perekonomian Indonesia yang sesuai dengan cita-cita tolong menolong adalah koperasi, namun bukan berarti semua kegiatan ekonomi harus dilakukan secara koperasi, pemaksaan terhadap bentuk ini justru melanggar dasar ekonomi koperasi.

Sistem Ekonomi Indonesia - Tokotua Forex Demikian pula dengan tokoh ekonomi Indonesia saat itu, Sumitro Djojohadikusumo, dalam pidatonya di negara Amerika serikat tahun 1949, menegaskan bahwa yang dicita-citakan adalah ekonomi semacam campuran. Namun demikian dalam proses perkembangan berikutnya disepakatilah suatu bantuk ekonomi baru yang dinamakan sebagai Sistem Ekonomi Pancari yang didalamnya mengandung unsur penting dan disebut Demokrasi Ekonomi.
1.2.    Rumusan Masalah
Beberapa hal yang menjadi pokok dalam pembahasan makalah ini adalah :
a. Apa definisi dari perekonomian sosialis ?
b. Bagaimana contoh dari praktek perekonomian sosialis ?
c. Apa definisi perekonomian liberalis ?
d. Bagaimana contoh dalam praktek perekonomian liberalis ?

1.3.    Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari disusunya makalah ini adalah :

a.                 Mengetahui pengertian dari sistem perekonomian sosialis
b.                 Mengetahui pengertian dari sistem perekonomian liberalis
c.                  Mengetahui praktek dalam sistem perekonomian sosialis
d.                 Mengetahui praktek dalam sistem perekonomian liberalis



BAB II
KAJIAN TEORI

2.1.         Sistem Perekonomian Sosialis
Sistem ekonomi etatisme/sosialis merupakan sistem ekonomi dimana ekonomi diatur  negara. Dalam sistem ini, jalannya perekonomian sepenuhnya menjadi tanggung jawab negara atau pemerintah pusat. Dalam perekonomia ini yang menjadi dasar adalah Karl Marx , dia berpendapat bahwa apabila kepemilikan pribadi dihapuskan maka tidak akan memunculkan masyarakat yang berkelas-kelas sehingga akan menguntungkan semua pihak. Negara yang menganut sistem ini seperti Rusia, Kuba, Korea Utara, dan negara komunis lainnya.

Ciri-ciri :
1.     Hak milik individu tidak diakui.
2.     Seluruh sumber daya dikuasai negara.
3.     Semua masyarakat adalah karyawan bagi negara.
4.     Kebijakan perekonomian disusun dan dilaksanakan pemerintah.
Kelebihan :
1.     Pemerintah lebih mudah ikut campur dalam pembentukan harga.
2.     Kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi secara merata.
3.     Pelaksanaan pembangunan lebih cepat.
4.     Pemerintah bebas menentukan produksi sesuai kebutuhan masyarakat.
Kekurangan :
1.     Individu tidak mempunyai kebebasan dalam berusaha
2.     Tidak ada kebebasan untuk memiliki sumber daya.
3.     Potensi dan kreativitas masyarakat tidak berkembang.



Contoh dari praktek sistem perekonomian sosialis :
Penurunan Nilai Uang (Devaluasi)
dengan tujuan:

·  guna membendung inflasi yang tetap tinggi
·  untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat
·  meningkatkan nilai rupiah sehingga rakyat kecil tidak dirugikan

Maka pada tanggal 25 Agustus 1959 pemerintah mengumumkan keputusannya mengenai penuruan nilai uang (devaluasi), yaitu sebagai berikut.

 1.     Uang kertas pecahan bernilai Rp. 500 menjadi Rp. 50
2.    Uang kertas pecahan bernilai Rp. 1.000 menjadi Rp. 100
3.    Pembekuan semua simpanan di bank yang melebihi Rp. 25.000

Tetapi usaha pemerintah tersebut tetap tidak mampu mengatasi kemerosotan ekonomi yang semakin jauh, terutama perbaikan dalam bidang moneter. Para pengusaha daerah di seluruh Indonesia tidak mematuhi sepenuhnya ketentuan keuangan tersebut.

    Dekon dan Peraturan 1963

Pada bulan Maret 1963, dicanangkan Deklarasi Ekonomi (Dekon). Dimaksudkan untuk menguraikan metode yang hendak digunakan untuk melaksanakan Rencana Delapan Tahun. Menurut Dekon, pertumbuhan ekonomi akan terjadi dalam dua tahap yakni :

1.     Tahap pertama adalah penataan ekonomi yang sifatnya nasional dan demokratis serta bersih dari sisa peninggalan imperialisme dan feodalisme.
2.    Tahap Kedua adalah tahap pembangunan ekonomi sosialis Indonesia
Dekon mencerminkan maksud pemerintah untuk mengadakan perubahan yang radikal dalam kebijaksanaan ekonominya. Dekon memberi bimbingan positif untuk empat bidang yakni:

1.     Penentuan laju pertumbuhan ekonomi
2.     Peningkatan laju penanaman modal dalam negeri dan asing
3.     Pembukaan hubungan ekonomi internasional
4.     Penentuan kegiatan ekonomi sektor swasta, koperasi dan Negara

Peraturan 26 Mei merupakan suatu program stabilisasi ekonomi yang dilaksanakan melalui empat belas peraturan untuk membendung inflasi. Mengandalkan mekanisme pasar dan harga-harga yang ditentukan melalui mekanisme tersebut. Merupakan upaya berani untuk menyeimbangkan anggaran nasional, menghapuskan banyak pengawasan harga, memberikan otonomi yang besar kepada perusahaan negara dan menyerahkan perusahaan kecil kepada pemerintah daerah. (Yahya Muhaimin,1991).



2.2.         Sistem Perekonomian Liberalis
Sistem ekonomi Pasar/Liberal/Kapitalis adalah sistem ekonomi dimana ekonomi diatur oleh kekuatan pasar (permintaan dan penawaran). Sistem ekonomi liberal merupakan sistem perekonomian yang memberikan kebebasan seutuhnya dalam segala bidang perekonomian kepada setiap orang untuk memperoleh keuntungan yang seperti dia inginkan. Sistem ekonomi liberal banyak dianut negara-negara Eropa  dan Amerika Serikat.
Ciri-ciri :
1.     Menerapkan sistem persaingan bebas
2.     Kedaulatan konsumen dan kebebasan dalam konsumsi
3.     Peranan pemerintah dibatasi
4.     Peranan modal sangat penting
Kelebihan :
1.     Setiap individu bebas memiliki alat produksi sendiri
2.     Kegiatan ekonomi lebih cepat maju karena adanya persaingan
3.     Produksi didasarkan kebutuhan masyarakat
4.     Kualitas barang lebih terjamin
Kekurangan :
1.     Sulit terjadi pemerataan pendapatan.
2.     Rentan terhadap krisis ekonomi
3.     Menimbulkan monopoli
4.     Adanya eksploitasi
    Contoh bukti praktek ekonomi liberal di negara kita dapat kita lihat yaitu pada proyek minyak blok Cepu yang pada akhirnya infestor asing (Exxon Mobile) berhasil mengungguli Pertamina selaku perusahaan negara, Belum lagi Freeport di Papua yang dikuasai Infestor asing dari Amerika.
          PT. Freeport Indonesia (PTFI atau Freeport) adalah sebuah perusahaan pertambangan yang mayoritas sahamnya dimiliki Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. Perusahaan ini merupakan perusahaan penghasil emas terbesar di dunia melalui tambang Grasberg. Freeport Indonesia telah melakukan eksplorasi di dua tempat di Papua, masing-masing tambang Ertsberg (dari 1967 hingga 1988) dan tambang Grasberg (sejak 1988), di kawasan Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua. Freeport-McMoRan berkembang menjadi perusahaan dengan penghasilan US$ 6,555 miliar pada tahun 2007. Mining Internasional, sebuah majalah perdagangan, menyebut tambang emas Freeport sebagai yang terbesar di dunia. Freeport memperoleh kesempatan untuk mendulang mineral di Papua melalui tambang Ertsberg sesuai Kontrak Karya Generasi I (KK I) yang ditandatangani pada tahun 1967. Freeport adalah perusahaan asing pertama yang mendapat manfaat dari KK I. Dalam perjalanannya, Freeport telah berkembang menjadi salah satu raksasa dalam industri pertambangan dunia, dari perusahaan yang relatif kecil. Hal ini sebagian besar berasal dari keuntungan yang spektakuler sekaligus bermasalah yang diperoleh dari operasi pertambangan tembaga, emas, dan perak di Irian Jaya, Papua.
           KK I dengan Freeport ini terbilang sangat longgar, karena hampir sebagian besar materi kontrak tersebut merupakan usulan yang diajukan oleh Freeport selama proses negosiasi, artinya lebih banyak disusun untuk kepentingan Freeport. Dalam operasi pertambangan, pemerintah Indonesia tidak mendapatkan manfaat yang proposional dengan potensi ekonomi yang sangat besar di wilayah pertambangan tersebut. Padahal bargaining position pemerintah Indonesia terhadap Freeport sangatlah tinggi, karena cadangan mineral tambang yang dimiliki Indonesia di wilayah pertambangan Papua sangat besar bahkan terbesar di dunia.
          Selain itu, permintaan akan barang tambang tembaga, emas dan perak di pasar dunia relatif terus meningkat. Dengan kondisi cadangan yang besar, Freepot memiliki jaminan atas future earning. Apalagi, bila ditambah dengan kenyataan bahwa biaya produksi yang harus dikeluarkan relatif rendah karena karakteristik tambang yang open pit. Demikian pula emas yang semula hanya merupakan by-product, dibanding tembaga, telah berubah menjadi salah satu hasil utama pertambangan. Freeport sudah sejak lama berminat memperoleh konsesi penambangan tembaga di Irian Jaya.
        KK I Freeport disusun berdasarkan UU No 1/67 tentang Pertambangan dan UU No. 11/67 tentang PMA. KK antara pemerintah Indonesia dengan Freeport Sulphur Company ini memberikan hak kepada Freeport Sulphur Company melalui anak perusahaannya (subsidary) Freeport Indonesia Incorporated (Freeport), untuk bertindak sebagai kontraktor tunggal dalam eksplorasi, ekploitasi, dan pemasaran tembaga Irian Jaya. Lahan ekplorasi mencangkup areal seluas 10.908 hektar selama 30 tahun, terhitung sejak kegiatan komersial pertama. KK I mengandung banyak sekali kelemahan mendasar dan sangat menguntungkan bagi Freeport dan segelintir orang yang duduk dikursi kekuasaan.




BAB III
PENUTUP

 3.1.                     Kesimpulan
Jadi, kesimpulannya, Indonesia sebenarnya adalah negara yang mampu menggunakan berbagai sistem dalam pelaksanaan kegiatan perekonomiannya seperti memasukkan sistem ekonomi sosialis dan sistem ekonomi liberalis pada beberapa bidang untuk terciptanya kesejahteraan masyarakat Indonesia.
       Dapat disimpulkan pula bahwa Indonesia yang menganut dua sistem ekonomi tersebut tentu karena sistem ekonomi sosialis dan liberalis mempunyai kelebihan dan kelemahannya masing-masing pada bidang-bidang tertentu dalam perekonomian.


  
DAFTAR PUSTAKA